Bu Indri Yang Selalu Membuat ku Mabuk Kepayang

0


Sobat cerita malam Joki55 

Aku punya tetangga bernama ibu Indri . Umurnya sekitar 45 tahunan. Ia seorang Ibu Rumah Tangga dengan 3 orang anak yang sudah beranjak dewasa semua. wajahnya biasa saja, hanya sedap dipandang mata (kaya lagunya Ahmad Albar dkk). Tubuhnya gemuk tidak kurus pun enggak. Montok dan sekel. Sedangkan kulitnya kuning langsat, Rambutnya agak ikal sebahu lewat dan bibirnya agak lebar tapi tidak terlalu tebal.


Yang paling kusenangi adalah payudaranya sangat menggoda. Anak pertamanya laki-laki, seorang tentara dan berdinas diluar pulau jawa. Yang kedua perempuan bekerja sebagai seorang Pengawas Mutu (QC) di sebuah pabrik di kota Bekasi. Yang bungsu sedang menempuh semester 4 di salah satu perguruan tinggi di Negeri di Jakarta. Alhasil, setiap hari bu Indri tinggal sendirian di rumahnya.


Awal pertemuanku dengan bu Indri terjadi pada saat sedang hajatan tetanggaku. Ibu Indri sebagai koordinator Uusan Dapur dan aku koordinator pemuda pemudi yang bertugas sebagai pager ayu dan pager bagus serta petugas kebersihan yang tugasnya ngangkutin piring kotor dan sampah.

Saat itu sudah jam 10 malam menjelang hajatan, aku sedang mempersiapkan janur yang sudah dirangkai dan siap dipasang. Setelah urusan pemasangan janur aku serahkan kepada salah seorang kawanku, aku pun bersiap untuk pulang agar besok badanku segar dan tidak terlalu letih akibat begadang. Tiba-tiba sang empunya hajat memanggilku dan meminta tolong untuk mengantar Ibu Indri ke pasar karena ada yang terlupa untuk dibeli.

Kusanggupi permintaannya dan ku nyalakan skuter tua buatan italiku. Tak lama bu Indri pun nyemplak dibelakang dan kami segera menuju pasar menembus gelapnya malam yang lumayan dingin. “Pelan-pelan aja mas, saya takut!” celetuknya ketika vespaku kugeber agak kencang. “Ga papa kok bu, udah biasa… abis kalo pelan jalannya ga enak!” kataku sekenanya.

Ia tidak menjawab dan malah mengalungkan tangannya ke perutku. “Tar kalo kenapa-kenapa dijalan kamu tanggung jawab ya…?!?!?” katanya ketus. Singkat cerita sampailah kami di pasar dan setelah mendapatkan apa yang dicari kami segera otw pulang.

Sialnya, ditengah jalan vespaku mogok entah kenapa. Kuminta bu Indri turun dan kuperiksa mesinnya. Sekilas nampak raut kesal di wajah ibu Indri . “Tau begini tadi pake motor si Hendrik saja?!!”. “Sebentar bu, biasanya kalo ngadat begini cuma sebentar kok!” Kataku berupaya meredam kekesalan bu Indri . lalu setelah ku utak utik platinanya sang tunggangan pun kembali menyala.


Setelah menyala, kuminta bu Indri  naik dan kami meneruskan perjalanan. “Makanya jangan kenceng-kenceng! marah motor mu tuh!” kata bu Indri . “Hahahahaha… si ibu bisa aja!, namanya barang tua ya begini bu., suka ngadat!” “Eh belum tentu lho, ada juga barang tua yang ga pernah ngadat…!” sanggahnya. “Emang ada bu? kalo ada saya mau tuh!!” jawabku… “Udah ah, konsentrasi sama jalan sana! Tar nabrak lagi!” omelnya “Oke mami siap laksanakan”. “Mami mami, emangnya aku germo!??” jawabnya sambil mencubit perutku pelan. “AOWWW, sakit bu!” dan sepeda motorku sedikit oleng…. uppsss, dengan sedikit skill motor kembali dapat kukendalikan. “Udah ah jangan becanda mulu, tar jatoh lagi”.

Skip story sampe juga kami di alamat semula. “Her, langsung anter aku ke rumah aja, besok aja lah belanjaannya dianterinnya. dipakenya juga buat sorenya kok!” bu Indri memintaku. “ya udah, gapapa” motor ku belokkan ke arah gang bu Indri . “Makasih ya, eh km ada nmr hp saya ga? supaya besok gampang buat koordinasi!” kata bu Indri setibanya di pagar depan rumahnya, kami pun bertukar no hp masing masing.

Sampe dirumah tiba2 hpku berbunyi. SMS dari bu Indri . ‘Her, km bs dateng ke rumah ga? sklian bawa baju yg td disewa. saya mau fitting tadi lupa’. Aku berkerut, oh iya tadi sore aku ditugaskan mengambil baju sewaan buat orang2 yang bertugas di prasmanan. ‘Ok bu saya kesana’ jawabku dan langsung kusambar tas plastik yang berisi baju dan kain sewaan.

sampai dirumah bu Indri , baru mau aku ketuk pintu pager bu Indri sudah muncul dari dalam rumah.

Aduuhhh…. dia pakai baju tidur diatas lutut, menampilkan kakinya yang padat berisi serta pahanya yang mulus, walaupun terlihat masih memakai bra, dadanya yang montok sempat membuatku menelan ludah. “Hey malah bengong ayo masuk, mana bajunya?” aku kaget setengah mateng saat tangannya mengusap wajahku. Halus sekali… dan wangi … entah lotion entah parfum… aku pun masuk mengikuti bu Indri … Alamak bokongnya sangat menggoda…

Setelah didalam, aku dipersilahkan duduk dan basa basi sebentar, “herna kemana bu?” kataku menyakan anaknya yang bungsu. “Oh, dia lagi ke tempat kawannya. Katanya ada tugas kuliah, besok paling dia pulang”. setelah ngobrol sedikit, ia pun membawa tas plastik itu kedalam dan agak lama aku menunggu di ruang depan rumahnya. Selama penantian itu aku membayangkan sedang bergumul dengannya dikasur dan melepaskan hasratku yang terpendam dengannya. Saling mencium, saling menjilat dan saling meraba.

15 menit berlalu dan ia kembali ke ruang depan sambil menenteng tasnya. “Aduh maaf ya her, kelamaan.. eh kamu mau minum ga??? sampe lupaaa… tar ya saya ambilin minum dulu… mau kopi apa kopi susu? Kopi susu aja yah, kopi hitamnya saya lupa udah abis…” katanya nyerocos… ” Ga usah bu… gapapa !” percuma aku menjawab karena bu Indri sudah ngeloyor ke belakang.


Tak lama ia kembali sambil membawa secangkir kopi “maaf, kopi susunya yang abis, ga taunya adanya kopi item”. “Gapapa kok bu ga usah repot-repot”. Sambil menikmati kopi, kami mengobrol ngalor ngidul sampe akhirnya ku tahu suaminya pergi meninggalkan dia saat anaknya yang bungsu masih kelas 2 SD, demi meraih cinta seorang pramugari. Diam-diam kuambil gambarnya pake hpku. Pembicaraan semakin hangat bahkan mulai menjurus ke hal2 yang berbau XXX.

“Kopinya mau nambah ga? tapi kalo mau kopi susu ga ada…” tanya bu Indri saat melihat isi cangkir yang tinggal setengah. “Gapapa, bu. Udah cukup. Lagian kopinya juga udah berasa kopi susu kok!” jawabku sambil nyegir. “Lho kok bisa gitu?” bu Indri kelihatanya bingung dengan jawabanku. “Iya dari tadi udah pake susu… walau hanya pandangan… hehehehe…” “eeeehhh… kamu… genit ya! berarti kamu dari tadi ngintipin nenen saya ya? dasar genitt ih!” katanya sambil kembali mengusap wajahku.


Kali ini kutangkap tangannya dan ku cium jarinya. Nampak bu Indri agak terkejut menerima perlakuanku, tapi hanya sepersekian detik saja. Ia hanya diam saja ketika aku mulai menciumi dan menjilati jari tangannya. Namun ia kemudian menarik tangannya. “Mmmmaaaffhh… bu… maaaf… saya terbawa suasana… ” kataku mencari pembenaran. Bu Indri tak menjawab dan hanya menarik nafas panjang, tak lama ia ke belakang sambil membawa cangkir kopiku yang sudah habis. Aduh, ngambek dia…. pikirku. Salah sendiri ga pake basa basi pikirku wah kacau ni .

Beberapa saat kemudian ia kembali ke depan dan aku pun bersiap untuk pamitan. “Her, maksud kamu apa tadi?”. Gemet aku ter… “MMaaafff bu… maaf… kalo ibu tersinggung… maaf sekali lagi. Saya terbawa suasana. Abis ibu pakeannya bkn sy jelalatan…”. “Gapapa Her, saya cuma kaget aja kamu kok berani begitu sma saya. Eh, kamu jangan pasang wajah melas gitu doong…. serius her, saya ga marah… “. “Beneran bu, ibbu ga marah?” tanyaku lagi.

“Enggak, ga marah beneraan… suerr!” Bu Indri malah mendekati tempat aku duduk dan memegang bahuku. “Kamu udah buat darah saya berdesir, waktu kamu isapin jari saya. Her, saya… saya… ” bu Indri tidak meneruskan kata-katanya dan malah memeluk saya.


Saat dadanya menempel, serasa darah ini berkumpul di kepala dan kaget bukan kepalang dengan perlakuan bu Indri ini. Belum selesai kaget ku, bu Indri lalu memegang kedua pipiku, “Saya mau lebih dari itu, kamu mau ga??” Sumpah, lelaki ****** dan homo saja yang ga mau memberikan lebih dari sekedar mengisap dan menjilati jari wanita seperti bu Indri ini. “Bu, Ibu serius??” “Serius, bahkan sejuta rius!!” katanya sambil masih memegangi kedua belah pipku.

Baru aku mau ngommong tiba tiba bu Indri menarik kepalaku dan mengecup bibirku berulang-ulang. Lama-lama kecupannya berubah menjadi lumatan di bibirku.Mendapat serangan seperti itu, kukalungkan taanganku dilehernya dan balas melumat bibirnya dengan lembut. Kami sangat menikmati permainan bibir itu, sampai-sampai bu Indri kutidurkan di sofa sambil terus melumat bibirnya dengan lembut.

Perlahan aku turunkan bibirku ke arah dagunya dan semakin turun ke lehernya. Bu Indri hanya bergelinjang dan mendesah-desah nikmat, membuat aku semakin terangsang. Ku belai payudaranya yang selama ini hanya kudambakan dalam lamunan pada setiap acara onaniku. Bu Indri makin menggelinjang dan semakin belingsatan saat ku remas halus payudaranya dari luar.


Tiba-tiba ia mendorong tubuhku dan mengangkat bagian bawah bajunya, “liat nih… kamu harus bertanggung jawab…” katanya sambil memnunjukkan celana dalamnya yang kelihatan basah. “Mau dituntaskan bu?” tanyaku sedikit menantang. “Dikamar aja yuk!?” jawabnya. akupun hanya mengangguk dan mengikuti bu Indri yang berjalan ke kamarnya.

Di kamar, kami melanjutkan acara saling memagut dan melumat bibir. “Her, puasin aku malam ini!” katanya padaku. Ia pun berdiri dan melepas bajunya. Nampaklah payudaranya yang memang lumayan besar tapi agak kendor. Bu Indri sekarang tinggal memakai bra dan cdnya saja. Nampak memeknya yang tembem tertutup celana dalam putih dan depannya basah akibat permainan tadi. Lalu bu Indri naik ke kasur dan menciumi bibirku kembali dengan posisi berlutut.

Kusambut ciumannya sambil meremas lembut payudaranya. Sambil berciuman, kucoba melepas kaitan bra-nya dan setelah berhasil kujilati pentilnya dan kuremas pelan. Sambil kuhisap payudaranya yang sebelah kiri, kuremas payudara yang sebelah kanan. Bergantian kujilati dan kuhisapi kedua payudara bu Indri sambil  masih berlutut menghadapku.

Tak lama ia merapatkan perutnya dan mengoyang-goyangkan memeknya didadaku sambil terus mendesah, dan gak lama ia memeluk tubuhku erat sambil melenguh panjang, “ooooowwwwwwhhh… aaah….sssssssshhhh.. emmhhh… aaahh… aaahhh …. aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh!!!!!” Orgasme rupanya dia. “Her buka pakaianmu….. her, pliiisss… puasin aku malem ini her…” wajahnya nampak memelas sekali.

Segera kulepas semua pakaian dari yang terluar sampai yang terdalam. Kontolku yang sudah ngaceng sedari tadi pun tegak terangguk-angguk menanti sasaran tembak. Tanpa banyak komentar, bu Indri langsung menciumi bijiku dengan lembut. sesekali ia mengulum biji pelerku dan menjilatinya. Setengah mampus aku menahan geli enak dan rasa aneh saat ia mengulum biji pelerku.

Rasa-rasa ingin kencing, linu dan rada-rada enek….Kubelai rambutnya sambil sebelah tanganku mengusap punggungnya yangg halus. Lalu ia mulai menciumi bataang kontolku dan memasukannya kemulut. Ahh… aahhh… enak bu.. enakh… ah…aaaahhh… ssshhh… aaaahhhh… itu yang kukatakan saat kepalanya maju mundur mengulum kontolku.


Tak tahan melihat pantatnya yang bulat, segera kutarik pahanya keatas, dan dalam sekejap kami sudah berada dalam posisi 69. kujilati memeknya dengan penuh sukacita, kadang kadang-kadang kutekan lidahku di clit-nya sambil terus meremas pantatnya. Bu Indri nampak terbawa dengan permainan ini dan ia mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya dan terkadang menekannya ke mukaku sampai-sampai aku susah bernapas.

5 menit berselang ia melepaskan kulumannya pada kontolku dan meremas betisku dengan keras sambil mengejang dan mengerang.

Bahkan mukaku ditekannya menggunakan memeknya. Oooooohhh….. aaaarrrrggghhhh….aaaaahhh…. ssshhhhhhh…. aaaaaahhhhh….. dan terasa ada yang mengalir dan membasahi bibir dan mulutku. Orgasme lagi dan tercium aroma khas cairan lendir wanita di hidungku dan mengalir menuju mulut dan lidahku. Segera kusapu dan kuhisap sambil sesekali menghisap clitnya.


Bu Indri menggulinggkan tubuhnya dan tergolek lemas setelah mendapatkan orgaasme keduanya. Kuambil insiatif dengan melebarkan pahanya dan mulai kutusuk dia dengan kontolku. Kuulek-ulek sedikit permukaan memeknya dengan kepala kontolku dan bu Indri mulai terangsang lagi. Perlahan mulai kumasukkan kontolku, sambil terus mengulek permukaan memeknya.

Blesshhh…. cleepppp… perlahan namun pasti kontolku mulai memasuki area persengamaan bu Indri sambil diikuti erangan dan lenguhan kenikmatan bu Indri . ooooohhhh….. sssshhhhh…… sssshhhhh…. terusssshhhh…. herrr…. mmmmmasssukiiinnn yg dalemmmmhhh ohhhh…. Kugenjot memek bu Indri dengan kecepatan biasa dengan posisi dua kaki bu Indri berada di bahuku.


sedangkan aku mengambil posisi berlutut sambil maju mundur menggenjot memek bu Indri .. aaahhh…. ahhhh…aaahhhh… aaahhh… bu Indri terus mendesah seperti itu setipa kontolku ku masukkan. Tak lama leherku dijepi oleh kedua kaki bu Indri dan ia mengangkat pantatnya keatas sambil melolong panjang ….. hhhhhnnnnggggkkkkkkkhhhh ahhh… aaahhh…. aaahhh…. kembali bu Indri  merasakan orgasmenya.

Kuturunkan kaki Bu Indri dan kuarahkan aga bu Indri tidur dengan posisi menyamping. Ku angkat kaki sebelah kanannya dan kumasukan lagi kontolku ke memeknya dengan posisi menyamping dan menduduki kakinya yang sebelah kiri. Perlahan namun pasti, sambbil menggenjot kupegangi kaki kanannya maju mundur, lama kelamaan ku percepat genjotanku sambil memilin2 pentil susu bu Indri .

Menerima perlakuanku bu Indri makin belingsatan dan terus mendesah oh membuat libidoku semakin memuncak. Ku percepat kocokanku dan akhirnya sambil menjilati betis bu Indri kulepaskan pejuhku kedalam memek bu Indri ….. Huuuuaaaahhhhh….. aaaahhhhh…. mmmmhhhhh….. crrrroooottttt….. crroooootttthh… crooooooooottthh….. sekitar lima kali kutembak memek bu Indri dengan pejuhku. Terasa lemas badanku. Serasa copot semua persendian badan… akupun melorot dan rebah disamping bu Indri …. kupeluk badannya dan kucium pipi dan bibirnya dengan mesra… makasih sayang…. saya senang dan puas melakukan ini sama bu Indri .


Ia hanya tersenyum dan mengusap-usap dadaku. Kami berpelukan dan berciuman sekitar 2 menitan. Lalu bu Indri berdiri dan mengambil cdnya. Ia lalu mengelapi memeknya yang basah. Setelah itu, ia pun kemudian mengelapi kontolku yang mulai mengendor usai bertempur. Ia lalu mencium bibirku dan berdiri kembali, “aku ke kamar mandi dulu sayang…” katanya sambil berlalu tanpa busana ke kamar mandi. Aku hanya terbaring tersengal2 mengatur napasku. Tak lama aku tertidur….. bertelanjang bulat di kamar bu Indri …

aku terbangun saat terasa ada yang geli di daerah kontolku. Saat kubuka mataku, bu Indri sedang asyik mengulum kontolku. Kubelai lembut rambutnya sambil melenguh menahan nikmat. Tak lama setelah kontolku tegak lurus kembali, bu Indri mengambil posisi duduk membelakangiku.

Dimasukkannya kontolku kedalam memeknya disertai desahan panjang.. aaaahhhhh…. ssshhhhh….. lau ia turun naik mengocok kontolku dengan memeknya. Sekitar 3 menit kemudian ia kembali mencapai puncak kenikmatannya sambil bersujud dan kontolku kembali dibasahi oleh lendir kenikmatan bu Indri . Kupegang pantat bu Indri agar dia tetap dalam posisi bersujud.


Kosodok lagi dia dan kami lakukan doggy style. Crek…ccreeekk…plok … plookkk..crek…. creeek… hnya suara itu yang terdengar saat kontolku menyodok memek bu Indri dari belakang. Tak lama terasa aku ingin keluar dan kurapatkan paha bu Indri dan kutembak lagi dengan pejuhku di dalam memeknya…. oooooouuuughhhh….. aaaaaaaaahhhhh….. hanya kata itu yang terucap saat kulepaskan pejuhku…. bu Indri lalu berbalik dan menciumi bibirku. “Makasih sayang, kamu udah puasin aku malem ini… Aku mau malem-malem selanjutnya juga kamu bisa puasin aku…”. “sama-sama, ternyata benar…. ga semua perabotan tua itu usang. Buktinya Bu Indri perabottannya masih oke banget… aku suka banget…” kataku… bu Indri hanya mencibir dan menjulurkan lidahnya…. weeek katanya

Bu Indri bangkit menuju kursi di depan meja riasnya. sambil nungging ia membersihkan memeknya yang basah kuyup. Melihat pemandangan itu, kontolku perlahan mulai naik lagi dan kudekap bu Indri dari belakang sambbil menciumi bagian belakang lehernya. Tak tahan berlama-lama, kuangkat kaki sebelah kanannya dan kusodok lagi memeknya dengan kecepatan sedang.


Ku sodoki terus memeknya dari belakang sambil memegangi kaki kanannya dan menjilati leher belakangnya. sekitar 5 menit ku entot bu Indri dari belakang dan akhirnya aku pun melepaskan pejuhku untuk yang kesekian kalinya di dalam memeknya yang hangat dan nikmat….. “Udah dong sayang….. dengkulku rasa mau copot nih… ” kata bu Indri memelas… Karena lemas mungkin bu Indri nggelosor di bawah meja rias. kuangkat tubuhnya dengan susah payah dan kurebahkan di kasur… lalu kamipun tertidur berpelukan dengan kondisi lelah dan telanjang bulat.

Ditambah pula selangkangan yang lengket karena lendir yang belum sempat dibersihkan.


Pagi harinya kami tersentak kaget karena nampak hari sudah terang. Terburu-buru kami menuju kamar mandi dan mandi bareng sambil cekikikan mengingat kejadian tadi malam. Selepas mandi, dengan bertelanjang bulat kami menuju kamar bu Indri dan aku segera mengganti pakaian dengan baju adat. Saat kami berpakaian, aku sempat terangsang lagi saat melihat bu Indri berdandan sambil telanjang bulat.

Namun dengan lembut bu Indri menolak segala upayaku untuk mengajaknya bercinta. “jangan dulu ah, tar repot… harus mandi dan keramas lagi!!” katanya. “nanti aja selesai hajatan, dan anakku gak pulang lagi. Kamu boleh apain aja aku…”. Aku tak menjawab hanya mengusap memeknya dengan lembut dan mencium pipinya saja.

Di tempat hajatan, Bu Indri tak mau jauh denganku. Bahkan dibawah meja tangannya selalu mengusap-usap kontolku dengan pelan dan lembut. Saat kontolku tegang ia hanya tertawa cekikikan sambil pergi meninggalkan aku yang bersungut-sungut susah payah menenangkan adekku yang berdiri.


Sampe sekarang, aku sudah beristri dan beranak pun, kadang-kadang kami masih melakukannya. Sekarang bu Indri sudah berusia 55 tahun dan memeknya masih gurih dan sedap setiap kali kuentotin.


LINK BOKEP TERBARU

VIDEO BOKEP VIRAL

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)