Ibu Dosen ku Yang Binal

0


 Aku kuliah di salah satu universitas ternama di kota Medan. Mengawali cerita pengalaman saya ini, banyak sekali tamatan baru yang bekerja sebagai dosen di kampus kami. Dengan demikian, banyak sekali dosen-dosen muda, terutama dosen perempuan. Di antara semua dosen hanya ada seorang dosen yang bisa saya deskripsikan sebagai seorang yang cantik, baik, putih, mulus, berdada besar, berpenampilan sexy dan berprestasi, dia bernama Tiwi. Umurnya 2 tahun di bawahku, karena  tidak langsung kuliah begitu tamat sekolah.


Tiwi adalah dosen saya dalam kelas bahasa inggris, ia selalu berpenampilan sexy dengan blouse putih ketat dan rok hitam mini yang selalu membuat saya terpana dengan lekuk tubuhnya yang aduhai itu. Dari semenjak aku SMA, aku sudah selalu berimajinasi ingin memiliki seorang pengajar baik itu guru sekolah atau dosen di unversitas yang seperti ini, dan pada suatu hari aku ingin mengarungi pengalaman liar bersama guru tersebut. Tapi di satu sisi aku juga mempunyai pacar yang selalu sekelas denganku, namanya Chyntia. Dan Tiwi juga tau kalau aku punya pacar, tapi diluar kelas, Tiwi selalu menggoda dan merayuku dengan sambil bercanda nakal, jujur aku akui, aku senang digoda dosenku, tapi aku takut ketahuan pacarku Chyntia kalau aku punya hati seperti itu.


Aku sangat menggemari olahraga berenang, dan aku sering berenang di kolam yang disediakan di kompleks kampus saya tersebut. Pada bel tanda kelas telah usai, aku pun bergegas menuju loker saya untuk mengambil pakaian renangku dan pergi ke toilet untuk memakainya secara rangkap dengan celana luarku, jadi sesampainya saya di area kolam renang, aku tinggal menanggalkan celana dan baju saya saja, terkesan lebih praktis. Sesampainya di kolam renang, aku langsung menuju loker penyimpanan barang dan menyimpan backpack kesukaan aku yang selalu saya bawa ke mana-mana. Saat mendekati kolam renang, aku tidak menyangka Tiwi sudah berada di kolam renang tersebut dengan pakaian renang berwarna hitam yang sering dipakainya, ketat dan lekukan tubuhnya terlihat indah sekali, saat aku berjalan di tepi kolam renang menuju jump-board kolam, tak berkedip aku memandangi Tiwi dengan gairah yang ingin saja menyerangnya kapan saja. Tapi tanpa disadari rupanya Tiwi sedang memandangiku juga, dan arah pandangannya diarahkan ke bagian kemaluanku yang jelas menonjol pada celana renang yang aku kenakan.


Pada hari itu Chyntia absen ke kampus karena demam, dan aku sudah mulai mempunyai pikiran kotor, ini mungkin kesempatan bagiku untuk membalas menggoda Tiwi kembali setelah kebiasaannya yang sering menggodaku, setelah melakukan pemanasan, akhirnya aku diam di ujung kolam, disaat aku sedang berada di ujung kolam, tiba-tiba Tiwi turun ke kolam untuk berenang lagi, dan mendadak ada di sampingku, dan berkata. “Ay, tampan..”, sambil mendekatiku dan langsung mengelus Mr.P ku dengan lembut. Sontak saja senjata kebesaranku bangun dari tidur panjangnya dan serasa siap berperang saat itu juga, tapi aku tak bisa berkata apa-apa atas perasaan serba salah dan nafsu yang tiba-tiba melanda pikiran dan badanku saat itu.


“Ikut aku pulang sekarang..”, bisik Tiwi. Mendengar bisikannya, ingin rasanya pada saat itu juga aku memeluk Tiwi seerat mungkin dan melahap bibirnya, tapi itu tempat umum. Dengan segera aku mengikutinya naik dari kolam renang dan menuju ruang ganti untuk mandi dan berganti pakaian.


Saat itu juga tanpa banyak berpikir lagi aku ikuti mobil Tiwi ke rumahnya dengan menggunakan motor trail kesayanganku. Aku tidak mau semobil dengan Tiwi agar tidak mengundang curiga orang dan teman di kampus yang mengenal kami.


Aku kaget begitu sampai di rumah Tiwi, karena ternyata Tiwi tinggal di pemukiman kompleks yang terbilang elite di Medan dengan rumah yang besar dan megah, tapi setibanya di dalam rumahnya aku tidak melihat sesiapapun di dalam.


“Kita bebas hari ini, semua orang rumahku sedang liburan ke luar negeri selama dua minggu.” kata Tiwi.

“Lalu bagaimana dengan pembantumu?” tanyaku.

“Pembantuku hanya datang tiap pagi untuk membersihkan rumah lalu pulang lagi setelah semuanya selesai.” jawab Tiwi.

“Lalu kamu ga takut tinggal sendirian?” tanyaku.

“Kan ada kamu..” jawab Tiwi sembari memegang tanganku dan mendekatkan bibirnya di telingaku dengan suaranya yang menggairahkan.


Lalu ia menuntunku berjalan menaiki tangga di rumahnya dan menuju ke kamarnya yang luas itu. Begitu sampai di ruang kamarnya yang indah itu, dengan menggebu-gebu Tiwi langsung memelukku, dan menciumku lalu meremas-remas Mr.P ku, akupun tak mau kalah, aku meremas-remas payudaranya yang besar dan indah itu, kami saling sibuk,

Tiwi membuka baju dan celanaku, begitupun aku yang berusaha membuka baju, bh, rok, dan g-string yang dipakainya lalu Tiwi jongkok dihadapanku sehingga mulutnya berada pas didepan MR.P ku, lalu Mr.P ku dimasukan ke mulut Vaginanya Bu Tiwi, aku berdiri sambil menikmati lembutnya kuluman bibir Tiwi di MR.P ku yang nikmat sekali. Akupun tak mau kalah, kuambil posisi 69 untuk melakukannya bersama, lalu saat kucium leher vaginanya, Tiwi pun mendesah keenakan, setelah itu kami kembali berganti gaya. Mr.P ku ditarik dan diarahkan ke mulut vagina Tiwi, dengan semangat, aku dorong perlahan agar MR.P ku bisa masuk dengan sempurna. Lalu jeritan dan desahan yang mendalam kudengar hingga aku terbawa suasana nikmatnya saat itu, dari gaya berbaring, pantat mengangkat, hingga doggy style pun kami lakukan, tak lama kemudian Tiwi menjerit kecil dan mendesah terengah-engah, ternyata Bu Tiwi sudah mencapai klimaksnya, tak lama kemudian aku pun mencapai klimaks karena mendengar suara desahan dan jeritan kecil, suara Tiwi begitu Lembut hingga aku bisa menghayatinya. Setelah itu aku berbaring kelelahan, begitu pula dengan Tiwi. Sambil berbaring disebelahku Tiwi berkata, “Makasih, Nung.. Kamu ga keberatan kan untuk tinggal di rumahku selama dua minggu ke depan?”

“Tentu saja, Wi” jawabku.


Aku tak berpikir panjang lagi tentang Chyntia pada saat itu, karena aku sudah menyiapkan alasan yang cukup kuat untuk berdalih pada pacarku selama dua minggu itu.. Hahaha..


VIDEO BOKEP TERBARU

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)